Minggu, 24 April 2011
Senin, 18 April 2011
"Bersama Cegah Teror Bom"
KASUS bom bunuh diri yang terjadi Jumat, 15 April 2011 di Masjid Polres Cirebon, sebuah tragedi memilukan dan terkutuk. Bagaimana tidak, pelaku bom bunuh diri melakukan aksinya di tempat ibadah umat Islam dan di saat jamaah sedang menunaikan salat Jumat.
Menurut pengamat intelijen Dynno Cresbon, disinyalir otak pelakunya adalah jaringan NII Banten (Radar Bogor hal 4, edisi Sabtu 16 April 2011). Peristiwa bom bunuh diri bagaimanapun dan siapa pun pelakunya harus diusut tuntas karena sudah menimbulkan korban, mencederai keamanan dan ketertiban masyarakat luas.
Sejatinya kini, ormas-ormas yang ada seperti Muhammadiyah, NU, Persis, Mathlaul Anwar, PUI dan ormas Islam lainnya harus lebih mengintensifkan pembinaan terhadap jamaah atau anggotanya. Intensitas pembinaan ini perlu ditingkatkan mengingat semakin rawannya tindakan kekerasan yang mengatasnamakan kelompok Islam, dan targetnya adalah umat Islam sendiri.
Kurangnya membina anggotanya, maka rentan dimanfaatkan kelompok-kelompok atau jaringan radikal dengan menyebarkan pahamnya. Mereka akan menyebarkannya kepada mereka yang berada atau tidak berada dalam aktivitas keormasan Islam lainnya.
MUI juga harus peka dan bekerjasama dengan ormas Islam dalam rangka menangkal timbulnya aksi-aksi kekerasan yang brutal, apalagi korbannya adalah umat Islam itu sendiri. Ormas-ormas Islam harus sering berkomunikasi dan duduk bersama mendiskusikan permasalahan. Tidak hanya duduk bersama ketika sidang Isbat penentuan awal Ramadan atau awal Syawal saja.
Pertemuan antarormas yang intens pada gilirannya akan saling membukakan pintu konfirmasi dan klarifikasi (tabayyun) antarormas. Dengan begitu, ormas akan dapat mengidentifikasi apa dan siapa sebenarnya yang menjadi biang kerok aksi-aksi kekerasan mengatasnamakan agama. Maka selanjutnya, kita mencarikan solusi dan resolusi terbaik dari permasalahan umat yang ada. Semoga saja.
Menurut pengamat intelijen Dynno Cresbon, disinyalir otak pelakunya adalah jaringan NII Banten (Radar Bogor hal 4, edisi Sabtu 16 April 2011). Peristiwa bom bunuh diri bagaimanapun dan siapa pun pelakunya harus diusut tuntas karena sudah menimbulkan korban, mencederai keamanan dan ketertiban masyarakat luas.
Sejatinya kini, ormas-ormas yang ada seperti Muhammadiyah, NU, Persis, Mathlaul Anwar, PUI dan ormas Islam lainnya harus lebih mengintensifkan pembinaan terhadap jamaah atau anggotanya. Intensitas pembinaan ini perlu ditingkatkan mengingat semakin rawannya tindakan kekerasan yang mengatasnamakan kelompok Islam, dan targetnya adalah umat Islam sendiri.
Kurangnya membina anggotanya, maka rentan dimanfaatkan kelompok-kelompok atau jaringan radikal dengan menyebarkan pahamnya. Mereka akan menyebarkannya kepada mereka yang berada atau tidak berada dalam aktivitas keormasan Islam lainnya.
MUI juga harus peka dan bekerjasama dengan ormas Islam dalam rangka menangkal timbulnya aksi-aksi kekerasan yang brutal, apalagi korbannya adalah umat Islam itu sendiri. Ormas-ormas Islam harus sering berkomunikasi dan duduk bersama mendiskusikan permasalahan. Tidak hanya duduk bersama ketika sidang Isbat penentuan awal Ramadan atau awal Syawal saja.
Pertemuan antarormas yang intens pada gilirannya akan saling membukakan pintu konfirmasi dan klarifikasi (tabayyun) antarormas. Dengan begitu, ormas akan dapat mengidentifikasi apa dan siapa sebenarnya yang menjadi biang kerok aksi-aksi kekerasan mengatasnamakan agama. Maka selanjutnya, kita mencarikan solusi dan resolusi terbaik dari permasalahan umat yang ada. Semoga saja.
Langganan:
Postingan (Atom)